Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada
Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Neraka disiapkan bagi musuh-musuh Allah
yang ingkar kepada-Nya. Puncak kedahsyatan siksa dan penghinaan ada di
sana. Tidak ada penolong dan pelindung darinya. Tidak ada yang kuat
menahan pedihnya siksa, walau yang paling ringannya.
Disebutkan dalam Shahihain, dari hadits Nu'man bin Basyir Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ
أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَرَجُلٌ تُوضَعُ
فِى أَخْمَصِ قَدَمَيْهِ جَمْرَتَانِ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ
"Sesungguhnya penghuni neraka yang
paling ringan siksanya adalah seseorang yang diletakkan dua buah bara
api di bawah telapak kakinya, seketika otaknya mendidih." (Muttafaq 'Alaih, sebagian tambahan Al-Bukhari, "sebagaimana mendidihnya kuali dan periuk."
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;
إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا يَنْتَعِلُ بِنَعْلَيْنِ مِنْ نَارٍ يَغْلِى دِمَاغُهُ مِنْ حَرَارَةِ نَعْلَيْهِ
"Sesungguhnya penghuni neraka yang
paling ringan siksanya, ia memakai dua sandal dari neraka, seketika itu
mendidih oraknya disebabkan panasnya dua sandalnya itu."
Dalam redaksi lain,
إِنَّ
أَهْوَنَ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا مَنْ لَهُ نَعْلاَنِ وَشِرَاكَانِ مِنْ
نَارٍ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ كَمَا يَغْلِى الْمِرْجَلُ مَا يَرَى
أَنَّ أَحَدًا أَشَدُّ مِنْهُ عَذَابًا وَإِنَّهُ لأَهْوَنُهُمْ عَذَابًا
"Sesungguhnya penghuni neraka yang
paling ringan siksanya adalah seseorang memiliki dua sandal dan dua tali
sandal dari api neraka, seketika otaknya mendidih karena panasnya
sandal tersebut sebagaimana kuali mendidih. Orang tersebut merasa bahwa
tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya, padahal
siksanya adalah yang paling ringan di antara mereka." (HR. Muslim)
Dalam hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhuma, siksa ini ditimpakan kepada Abu Thalib –paman Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam- yang mendapat syafaat dari keponakannya sehingga diringankan siksanya,
أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ بِنَعْلَيْنِ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ
"Penduduk neraka paling ringan siksanya adalah Abu Thalib; dia memakai dua sandal (dari neraka), seketika mendidih otaknya." (HR. Muslim)
Namun perlu diingat, bahwa orang yang
disiksa dengan siksa paling ringan atau diringankan siksanya di akhirat
sampai pada siksa paling ringan, ia tidak merasakan pengaruh dari
keringanan tersebut. Seolah-olah keringanan itu tak berguna bagi
dirinya. Hal ini dikuatkan dengan ucapannya, "Orang tersebut merasa bahwa tak ada seorang pun yang siksanya lebih pedih daripadanya."
(HR. Muslim) padahal siksa yang ia dapatkan adalah seringan-ringannya
siksa di sana. Ini menunjukkan, sedikitnya/seringannya siksa neraka
jahannam tidak mampu ditanggung oleh gunung, apalagi manusia. Beratnya
siksa yang ditanggungnya sampai ia tak merasa telah diringankan.
Pelajaran Bagi Kita
Jika seorang hamba bertambah
pengetahuannya terhadap neraka pasti meningkat rasa takutnya terhadap
neraka. Jika rasa takut ini meningkat, maka harus bertambah kesalehan
dan perhatiannya terhadap waktunya. Karena kerugian di akhirat adalah
sebesar-besar kerugian sehingga ia menangis sampai air matanya
menggenang laksana sungai. "Sesungguhnya penduduk neraka akan
menangis sehingga seandainya kapal berlayar di atas air matanya maka ia
akan berjalan. Mereka menangis darah sebagai pengganti air mata." (HR. al-Hakim, beliau berkata: shahihul Isnad)
Penyesalan di akhirat adalah penyesalan
yang tiada terkira. Sampai-sampai digambarkan, mereka menggigit
tangannya sendiri sebagai bentuk penyesalan dan kerugian. Berangan-angan
kalau saja ia dikembalikan lagi ke dunia maka ia akan menjadi orang
beriman yang baik. Namun penyesalan itu tak lagi ada gunanya.
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَى يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
"Dan (ingatlah) hari (ketika itu)
orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: Aduhai kiranya
(dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul"." (QS. Al-Furqan: 27)
وَلَوْ
تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا
نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
"Dan jika kamu (Muhammad) melihat
ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami
dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami,
serta kami akan menjadi orang-orang yang beriman." (QS. Al-An'am: 27)
Ayat-ayat lain yang mengabarkan
penyesalan mereka dan harapan dikembalikan ke dunia supaya bisa beramal
shalih dan meninggalkan kekafiran dan kemaksiatan-kemaksiatan masih
banyak. Karenanya saat masih ada kesempatan, mari kita manfaatkan hidup
ini untuk beriman dan bertakwa yang sesungguhnya, lalu memperkaya diri
dengan amal-amal shalih. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar