Oleh: Moch Hisyam
Ada seorang tukang kayu yang
amat mencintai seorang budak wanita milik tetangganya. Suatu hari
pemilik budak itu mengutusnya ke suatu desa untuk sebuah keperluan. Si
tukang kayu itu pun membuntutinya.
Di tengah perjalanan pria itu
merayunya. Wanita itu berkata, “Janganlah lakukan hal itu. Memang aku
sangat mencintaimu, tetapi aku sangat takut kepada Allah.”
Mendengar
itu, pria itu tersentak dan sadar bahwa apa yang akan diperbuatnya itu
adalah dosa, lantas pria itu menyahut, “Engkau takut kepada Allah SWT,
sedangkan aku sendiri tidak takut kepada-Nya?”
Kemudian, ia
kembali ke kampungnya dan bertobat. Di tengah terik matahari yang sangat
panas, pria itu mengalami kehausan yang hampir saja mencekik lehernya.
Tidak lama kemudian, datang seorang nabi dari Bani Israil dan bertanya tentang keadaannya. “Apakah yang terjadi denganmu?”
Ia menjawab, “Aku kehausan dan merasakan panasnya terik matahari.”
Nabi itu berkata, “Marilah kita berdoa hingga Allah memberi kita naungan berupa awan sampai kita memasuki perkampungan itu.”
Ia berkata, “Aku tidak mempunyai amalan yang baik satu pun.”
Nabi itu berkata, “Jika demikian halnya, aku akan berdoa kepada Allah dan hendaklah engkau mengamininya.”
Lalu,
nabi itu pun berdoa, sementara pria tukang kayu itu mengamininya.
Akhirnya, selama dalam perjalanan mereka selalu dinaungi oleh awan
hingga mereka sampai di perkampungan yang dituju.
Tukang kayu
tersebut pergi ke rumahnya, tapi awan itu masih menaunginya. Nabi itu
berkata lagi, “Engkau mengatakan bahwa tidak mempunyai amalan baik
sedikit pun, kemudian aku yang berdoa, sedangkan engkau yang
mengamininya sehingga kita selalu dinaungi oleh awan. Aku sengaja
mengikutimu agar engkau memberi tahuku tentang urusanmu.”
Setelah
itu, pria tersebut menceritakan keadaan yang baru saja dialaminya
kepada nabi itu. Mendengar penuturan pria itu, nabi berkata, “Orang yang
bertobat kepada Allah akan mendapatkan kedudukan di sisi-Nya dengan
kedudukan yang tidak didapatkan orang lain.”
Kisah di atas
memberikan pelajaran kepada kita akan keutamaan orang yang bertobat
berupa kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT. Pertama, orang yang
bertobat adalah orang yang menyadari dan menyesali akan kesalahannya
serta mengetahui akan keburukan dosanya sehingga membuat dirinya
bertekad untuk tidak mengulanginya lagi.
Hal ini menjadi sebab
dihapuskan segala kesalahannya sehingga seolah-olah ia tidak memiliki
dosa. (QS al-Anfal [8]: 38). “Orang yang bertobat adalah laksana orang
yang tidak memiliki dosa.” (HR Ibnu Majah).
Kedua, orang yang
bertobat adalah orang yang mengetahui bahwa tidak ada yang dapat
mengampuni dosanya kecuali Allah sehingga ia selalu mendekati-Nya dan
hidup di atas jalan-Nya. Hal ini menjadikan Allah bergembira dengannya,
mencintainya, dan menempatkannya pada kedudukan yang mulia.
Sebagai
manusia, kita tidak luput dari dosa. Dan, sebaik-baiknya orang yang
berdosa adalah bertobat atas dosanya. Untuk itu, mari kita bersegera
bertobat kepada Allah SWT dan membiasakan diri beristighfar setiap hari
agar mendapatkan keberuntungan dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah
SWT. Amin.
Wallahu a’lam.
Diambil dari : Republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar